HAJIUMRAHNEWS.COM - Pemerintah akan melakukan pengetatan istithaah kesehatan haji 2024, guna menekan angka jemaah sakit dan wafat selama di Arab Saudi.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat mengatakan bahwa pihaknya bersama Kementerian Kesehatan kini sedang menyusun skema baru terkait syarat istithaah kesehatan.
Ia menuturkan, jemaah haji tahun depan akan menjalani dua kali pemeriksaan untuk memastikan kesehatannya benar-benar prima.
"Rencananya awal November pelaksanaan screening kesehatan sudah dapat dilakukan sehingga jemaah memiliki waktu yang lebih panjang. Terlebih jika pada screening pertama didapati adanya permasalahan kesehatan, maka jemaah memiliki waktu untuk melakukan pemulihan," terang Arsad, dikutip dari laman Kemenag, Kamis (26/10/2023).
Kemenag kata Arsad, berencana akan memasukan materi istithaah kesehatan ke dalam Buku Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama, untuk menyosialisasikan hal tersebut.
Selain itu, Kemenag juga akan membuat surat edaran terkait istithaah kesehatan haji ke seluruh Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag dan pemangku kepentingan haji, misalnya: KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah), Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang selanjutnya (PPIU), Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), dan lainnya.
"Saya juga mengimbau Humas Ditjen PHU (Penyelenggara Haji dan Umrah) untuk membuat konten sosialisasi baik melalui flyer, video, Tiktok, rilis atau yang lainnya," pungkasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo bahwa penyelenggaraan haji 2023 perlu menjadi pelajaran berharga bagi penataan haji kedepannya.
Menurutnya, penyakit terbanyak yang diderita jemaah saat dirawat di rumah sakit Arab Saudi ada lima, yaitu pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruksi kronik), IMA (infark miokard akut), dan PJK (penyakit jantung koroner), gagal jantung, stroke, dan dispnea. Angka kematian jemaah pada 2023 mencapai 774, lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya.
Ia juga menambahkan Pemeriksaan kesehatan jemaah haji harus dilakukan dengan konsep baru. Tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan hanya dilakukan melalui medical checkup (MCU). Kini, pemeriksaan juga akan meliputi pemeriksaan kognitif, pemeriksaan kesehatan mental, dan pemeriksaan activity of daily living (ADL) atau uji kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.