Saudi Rilis Kalender Haji 25 Tahun: Tak Ada Lagi Haji di Musim Panas sampai 2050

Hajiumrahnews.com – Arab Saudi resmi merilis kalender haji 25 tahun ke depan, mengumumkan bahwa musim haji tidak akan lagi jatuh pada musim panas panas ekstrem hingga tahun 2050. Langkah strategis ini hasil perhitungan pergeseran kalender Hijriah yang lebih pendek dibandingkan kalender Gregorian, selain merupakan bagian dari kebijakan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para jamaah.

Pergeseran Musim Haji: Dari Panas ke Cuaca Sejuk

Menurut juru bicara National Centre for Meteorology (NCM), Hussein Al Qahtani, musim haji 1446 H menandai akhir periode haji jatuh di musim panas. Mulai 2026 hingga 2033, ibadah haji akan berlangsung di musim semi (Maret–Mei); dilanjutkan musim dingin antara 2034–2041; lalu musim gugur pada 2042–2049; dan baru kembali ke musim panas pada 2050.

Calendar 25 tahun ini diharapkan mempermudah pemerintah Saudi dalam merancang manajemen haji, mulai dari kontrol cuaca, logistik, hingga kesiapan medis, sehingga keseluruhan pelaksanaan ibadah dapat berlangsung lebih lancar dan aman.

Manfaat untuk Jamaah: Sehat dan Masa Ibadah Lebih Produktif

Para ahli iklim menilai perubahan ini sangat menguntungkan terutama bagi jamaah lanjut usia dan mereka dengan kondisi medis kronis, yang sebelumnya harus menghadapi suhu ekstrem melebihi 50°C . Dengan suhu yang bisa 10–15 derajat lebih rendah, kondisi fisik jamaah dapat lebih terjaga, dan kegiatan ibadah seperti wukuf, mabit, dan jumrah dapat dilakukan dengan lebih khusyuk dan tenang.

Dampak Operasional dan Spiritual

Mengutip dari Arab News, praktisi geografi iklim Hamza Al‑Dosari menyebut ini sebagai "momen penting" yang mengubah cara pelayanan haji, termasuk penggunaan pendingin udara, sistem evakuasi medis, dan pengaturan transportasi. Ia juga menekankan bahwa perubahan musim berarti kesiapan logistik dan energi bisa disesuaikan untuk efisiensi yang lebih baik.

Seorang jamaah, Sarah Al‑Abdulmohsen, yang mengalami haji tahun ini berkata bahwa berada dalam suhu 47°C di Mina sangat melelahkan, dan semoga generasi selanjutnya bisa menikmati ibadah dalam cuaca yang lebih bersahabat

Pandangan Hajiumrahnews.com

Transformasi ini selaras dengan visi Saudi Vision 2030 untuk menjadikan layanan haji dan umrah lebih baik, aman, dan inklusif. Dengan musim yang semakin sejuk, risiko kesehatan seperti heatstroke dan dehidrasi bisa diminimalkan, dan jamaah dari berbagai usia dan kondisi medis bisa lebih leluasa melaksanakan rukun haji.

Sebagai gambaran: antara 2026–2033 berpotensi menjadi era emas “haji musim semi”, di mana suasana ringan dan energi jamaah optimal. Kemudian di musim dingin dan gugur, ibadah bisa menjadi lebih nyaman secara emosional dan spiritual, bahkan bagi mereka yang menghadapi kesulitan cuaca ekstrem.

Kalender ini membuka peluang baru bagi negara penyelenggara haji untuk mengevaluasi ulang sarana pendukung, mulai tenda tahan cuaca, sensor suhu tubuh, hingga distribusi air dan logistik lain.