Industri Halal RI Catat Investasi USD 1,6 Miliar, Menperin Ajak Anak Muda Ambil Peran

Hajiumrahnews.com — Industri halal Indonesia menunjukkan tren positif yang makin kuat dan berpotensi menjadi pilar utama perekonomian nasional. Hingga Triwulan II 2025, jumlah industri halal mencapai 140.944 perusahaan, didominasi sektor makanan sebanyak 130.111 industri.

Jumlah produk tersertifikasi halal juga terus meningkat, mencapai 584.552 produk dengan 162.111 sertifikat halal. Dari sisi investasi, Indonesia bahkan mencatatkan diri sebagai negara dengan nilai investasi terbesar di sektor industri halal global, yakni USD 1,6 miliar dari total USD 5,8 miliar sepanjang 2023–2024.

Meski demikian, tantangan masih ada. Ekspor produk halal Indonesia baru mencapai USD 12,33 miliar pada 2023, sementara impor dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menembus USD 29,64 miliar. Kondisi ini, menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, harus menjadi motivasi untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri.

“Kita tidak boleh hanya menjadi pasar, melainkan harus tampil sebagai pusat produksi dan inovasi halal global,” tegas Agus dalam Inspiring Lecture sebagai rangkaian Industrial Festival dan Halal Indo 2025 di Tangerang, Kamis (25/9).

Menperin menekankan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam ekosistem halal. Sebanyak 53,8% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dan Z, generasi usia produktif yang identik dengan semangat inovasi.

“Dengan komposisi penduduk tersebut, generasi muda harus bisa memaksimalkan kontribusi terhadap pengembangan industri halal di Indonesia,” ujar Agus.

Ia juga menekankan agar anak muda lebih peduli terhadap isu keberlanjutan, serta lebih selektif dalam memilih produk berdasarkan nilai (value). “Jangan hanya sebagai pengikut, tapi jadilah trendsetter lifestyle halal yang modern dan berkelanjutan,” katanya.

Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, konsumsi umat Muslim global di enam sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,43 triliun pada 2023 dan diproyeksikan naik menjadi USD 3,36 triliun pada 2028.

Indonesia sendiri kini menempati peringkat ketiga ekosistem industri halal dunia, setelah Malaysia dan Arab Saudi, sekaligus mencatat kenaikan skor tertinggi dibanding 2022 dengan peningkatan 19,8 poin.

Pasar domestik juga sangat besar, dengan 246 juta penduduk Muslim dan konsumsi rumah tangga mencapai Rp 3.226,1 triliun pada semester I 2025.

Generasi Muda Sebagai Motor Inovasi

Agus menegaskan, generasi muda bisa berperan di berbagai lini industri halal, mulai dari konsumen cerdas, kreator digital, wirausahawan kreatif, hingga industriawan muda.

“Sebagai generasi digital, anak muda bisa menjadi agen perubahan sosial yang menyuarakan pentingnya produk halal yang inklusif, etis, dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Contoh peran yang bisa diambil generasi muda antara lain:

  • Mengembangkan modest fashion dan kosmetik halal.

  • Membuat aplikasi halal dan konten edukasi di platform digital.

  • Menjadi wirausaha kreatif yang menghadirkan produk halal inovatif dan berdaya saing global.

“Kalian harus siap menghadapi tantangan masa depan, kuasai literasi dan keterampilan digital. Letakkan cita-cita kalian untuk menjadi industriawan dalam membangun Indonesia yang kita cintai. Fit for the Future!” kata Agus.

Dukungan Pemerintah

Kementerian Perindustrian juga menegaskan komitmen memperkuat ekosistem halal nasional dengan berbagai program, seperti:

  • Penyusunan kebijakan teknis produk halal.

  • Penguatan infrastruktur industri halal.

  • Pengembangan SDM industri halal.

  • Fasilitasi sertifikasi halal.

  • Promosi dan kerja sama industri halal.

  • Pengawasan dan pengendalian industri halal.

Dengan tren positif yang terus menguat, industri halal Indonesia diyakini mampu menjadi pusat produksi, inovasi, dan gaya hidup halal dunia, dengan generasi muda sebagai motor utamanya.