Prof. Maila, Guru Besar UIN Jakarta Tiga Tahun Beruntun Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Dunia

Hajiumrahnews.com — Nama Prof. Maila Dinia Husni Rahiem, Guru Besar (Gubes) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kembali menorehkan prestasi akademik internasional. Untuk ketiga kalinya berturut-turut (2023–2025), ia masuk dalam daftar Top 2% Scientists Worldwide, yang disusun oleh tim peneliti Stanford University berbasis pada data sitasi ilmiah global.

Pencapaian ini menegaskan posisi Prof. Maila sebagai salah satu ilmuwan perempuan Indonesia yang mampu mempertahankan daya saing global secara konsisten. Daftar tersebut dikenal bergengsi karena hanya mencakup sekitar 100.000 peneliti atau dua persen teratas di bidangnya, berdasarkan indikator terstandar seperti indeks-H, sitasi tanpa swasitasi, dan komposit lintas bidang riset.

“Ini bukan sekadar soal publikasi, tetapi tentang keberlanjutan riset yang berdampak dan relevan,” ujar Prof. Maila dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).

Konsistensi dan Ketimpangan Representasi

Dalam edisi 2025, 209 ilmuwan Indonesia tercatat masuk daftar, naik dari 150 orang pada 2024. Namun, proporsi ilmuwan perempuan masih terbatas—sekitar 10–15 persen, menunjukkan tantangan dalam ekosistem sains nasional seperti beban ganda, keterbatasan akses sumber daya, dan jalur karier yang panjang.

Konsistensi tiga tahun berturut-turut yang ditunjukkan Prof. Maila menjadi fenomena langka di antara peneliti perempuan. Hal ini membutuhkan kesinambungan publikasi bereputasi, jejaring kolaborasi luas, dan tema riset yang relevan secara global.

Bidang keahlian Prof. Maila mencakup resiliensi, thriving, pendidikan inklusif, serta STEM lintas disiplin.

“Saya mengembangkan strategi penguatan daya lenting peserta didik dan pendidik, pendekatan evidence-based teaching, serta pemanfaatan teknologi dan analitik pembelajaran untuk meningkatkan mutu dari PAUD hingga pendidikan tinggi,” jelasnya.

Dari Riset ke Kebijakan Publik

Tak berhenti pada penelitian, Prof. Maila kini juga menjabat sebagai Penasihat Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Dalam peran tersebut, ia mengonversi hasil risetnya menjadi masukan kebijakan yang praktis dan terukur, berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dan pemerataan akses pendidikan.

“Kami ingin memastikan bahwa ilmu tidak berhenti di jurnal, tapi kembali ke kelas dan masyarakat,” ujarnya.

UIN Jakarta menilai capaian ini sebagai bukti bahwa kampus keagamaan negeri juga mampu melahirkan ilmuwan kelas dunia. Capaian Prof. Maila menjadi kebanggaan tersendiri dari Ciputat untuk Indonesia dan dunia.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Lebih dari sekadar prestasi individu, sosok Prof. Maila menjadi role model bagi mahasiswi dan dosen perempuan untuk berani meniti karier riset berkelanjutan. Ia menegaskan pentingnya keberagaman perspektif dalam sains agar solusi yang dihasilkan lebih adil dan relevan.

“Harapannya capaian ini menjadi undangan terbuka bagi lebih banyak perempuan untuk percaya diri menekuni riset bermutu dan berkolaborasi lintas disiplin,” ujar Prof. Maila.

Dengan ketekunan dan komitmen pada integritas ilmiah, tiga tahun berturut-turut berada di klaster 2% teratas memberi pesan kuat bahwa ilmuwan perempuan Indonesia mampu bersaing di panggung dunia — membuktikan bahwa dari Ciputat pun bisa mendunia.