Sembilan Orientasi Arah Khidmah Kepengurusan MUI 2025-2030

Hajiumrahnews.com — Ketua Steering Committee Orientasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menegaskan bahwa sembilan orientasi perkhidmatan menjadi fondasi utama kerja seluruh pengurus MUI periode 2025–2030. Orientasi tersebut wajib dipahami dan diimplementasikan secara nyata dalam aktivitas keseharian pengurus saat berkhidmah melayani umat dan bangsa.

Amirsyah menilai orientasi perkhidmatan bukan sekadar materi orientasi organisasi, melainkan arah sikap dan nilai dasar dalam menjalankan amanah keumatan. Penekanan utamanya terletak pada penerapan nilai, bukan hanya penguasaan konsep.

“Sembilan orientasi perkhidmatan MUI harus menjadi pemahaman bagi semua pengurus MUI tanpa terkecuali. Itu berlaku baik untuk Dewan Pimpinan, pimpinan komisi, badan dan lembaga, serta seluruh pengurus,” ujar Amirsyah dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Ia menjelaskan bahwa menghafal sembilan orientasi perkhidmatan merupakan hal yang baik, namun pemahaman mendalam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari saat menjalankan tugas jauh lebih penting. Menurutnya, orientasi tersebut mencerminkan karakter dan peran strategis MUI di tengah umat dan bangsa.

Sembilan orientasi perkhidmatan MUI yang dimaksud meliputi nilai diniyah, irsyadiyah, istijabiyah, dan hurriyah sebagai dasar nilai keumatan. Nilai lainnya mencakup ta’awuniyah, syuriyah, tasamuh, qudwah, dan duwaliyah yang merepresentasikan semangat kebersamaan, keteladanan, toleransi, serta kontribusi MUI dalam skala nasional dan global.

“Sembilan orientasi perkhidmatan MUI ini mencerminkan peran MUI sebagai pembimbing, pendidik, penolong, penjaga kemurnian ajaran Islam, sekaligus kontributor perdamaian dunia berdasarkan nilai-nilai Islam yang komprehensif dan independen,” kata Amirsyah.

Ia menambahkan, materi orientasi pengurus MUI periode 2025–2030 disampaikan dalam 14 sesi yang dilaksanakan secara hybrid. Metode ini diharapkan mampu menjangkau seluruh pengurus sekaligus memastikan pemahaman yang merata terhadap nilai-nilai dasar organisasi.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Anwar Iskandar menekankan bahwa orientasi perkhidmatan harus dilandasi keikhlasan dan ketulusan hati. Menurutnya, niat mencari ridha Allah SWT menjadi fondasi utama dalam setiap bentuk pengabdian di MUI.

“Bagaimana kita bekerja dilandasi oleh keikhlasan, ketulusan hati bahwa kita bekerja untuk memikirkan umat, agama, bangsa, dan negara ini. Tidak ada tujuan lain, kita ingin mencari ridha Allah SWT,” ujar Anwar usai menutup kegiatan Orientasi Pengurus MUI periode 2025–2030 di Jakarta, Rabu (24/12/2025).

Anwar juga mengingatkan bahwa profesionalisme kerja tidak akan bermakna tanpa keikhlasan dalam berkhidmah. Ia menilai pengabdian yang dilandasi kepentingan duniawi semata akan kehilangan nilai ibadah.

“Kita melandaskan apa yang kita kerjakan dengan sikap mental yang tulus. Semua dilakukan tidak ada niat apa-apa, kecuali untuk mencari ridha Allah SWT,” ucapnya.

Selain itu, Anwar mendorong seluruh pengurus MUI untuk menjaga persatuan dan kebersamaan selama masa khidmah lima tahun ke depan. Menurutnya, kekompakan dan soliditas pengurus menjadi kunci dalam mewujudkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara melalui peran strategis MUI.