Hajiumrahnews.com – Bekatul, atau rice bran, selama ini sering disalahartikan sebagai dedak ternak. Padahal, bekatul merupakan lapisan tipis antara kulit gabah dan beras yang sudah digiling. Kandungan nutrisinya sangat lengkap dan menempatkannya sebagai superfood alami yang patut dimanfaatkan untuk kesehatan keluarga.
Menurut penelusuran RRI dan klarifikasi ahli nutrisi, bekatul mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serta serat pangan dalam jumlah signifikan. Vitamin B kompleks—khususnya B1—vitamin E, serta mineral seperti zat besi, seng, fosfor, kalsium, kalium, dan magnesium menjadikan bekatul sebagai makanan bergizi tinggi. Selain itu, di dalam bekatul terdapat senyawa bioaktif seperti flavonoid, antosianin, gamma-oryzanol, serta berbagai antioksidan lain seperti tokotrienol dan tokoferol.
Manfaat kesehatan bekatul sangat beragam. Kini semakin banyak penelitian membuktikan kemampuannya mengurangi risiko penyakit kronis berkat kandungan antioksidan yang tinggi. Bekatul dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta menjaga keseimbangan trigliserida dan berat badan tubuh.
Data juga menyebut bahwa senyawa tokotrienol dalam bekatul mampu membatasi perkembangan sel kanker, seperti kanker hati, payudara, kulit, dan lambung, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk efek pada manusia. Salah satu studi hewan menunjukkan bahwa ekstrak cycloartenol ferulate dari bekatul dapat menghambat peradangan terkait kanker kulit.
Lebih dari itu, kandungan serat dan mineral pada bekatul dikaitkan dengan manfaat seperti mencegah batu ginjal, menjaga kesehatan jantung, dan memperkuat pertumbuhan tulang dan gigi. Beberapa laporan klinis ringan menyebut bahwa bekatul dapat meningkatkan oksigenasi jaringan dan glikogen otot, meningkatkan daya tahan jantung serta memelihara kesehatan saraf.
Di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, bekatul sudah dikembangkan menjadi minyak bekatul (rice bran oil), sereal, dan bahan pangan fungsional. Di Indonesia sendiri, bekatul mulai digunakan sebagai alternatif tepung sehat untuk roti, kue, atau campuran minuman kesehatan seperti teh bekatul dengan madu atau jahe.
Meskipun teksturnya mirip dedak, perbedaannya adalah bekatul lebih halus dan aman untuk dikonsumsi manusia. Namun para ahli menyarankan agar bekatul dikonsumsi dalam batas wajar. Sebaiknya konsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu untuk memastikan penggunaan dan dosis sesuai kondisi kesehatan.
Dengan segudang nutrisi dan manfaat di dalamnya, bekatul pantas dilirik sebagai superfood lokal yang potensial. Mulai dari mencegah penyakit, menjaga daya tahan, hingga memperbaiki metabolisme tubuh—bekatul bukan sekadar limbah, tapi aset kesehatan yang bisa kita manfaatkan secara bijak setiap hari.