Data memperkirakan Israel menghabiskan sekitar US$ 5 miliar hanya dalam pekan pertama, dengan beban harian mencapai US$ 725 juta untuk operasi militer dan pertahanan. Total biaya sepanjang konflik bisa menembus US$ 12 miliar, dan bahkan melejit jika berlangsung lebih lama.
Israel Finance Minister, Bezalel Smotrich, menyatakan bahwa ekonomi Israel tetap kuat meski sedang menghadapi tekanan. “The Israeli economy is strong, stable, and resilient,” ucap Smotrich usai bursa Tel Aviv menunjukkan reli minoritas meski dilanda volatilitas.
Meski terjadi rebound pasar saham, analis memperingatkan risiko jangka panjang. Tajamnya penarikan modal serta ketidakpastian geopolitik telah memukul sektor pariwisata, investasi, dan perdagangan. Utang pemerintah diprediksi meningkat, dengan rasio utang terhadap PDB yang diperkirakan menembus 75 % .
Lebih lanjut, damage claims atas infrastruktur akibat serangan balistik Iran diperkirakan mencapai IS 4,5 miliar (setara US$ 1,32 miliar) dan diprediksi terus bertambah dalam beberapa bulan ke depan. Aktivitas bisnis terganggu, terutama di sektor manufaktur dan eksport-ir impor yang sempat terpancang selama masa konflik .
Ekonom dan pejabat menyatakan bahwa meski saat ini Israel berupaya menyelesaikan dampak jangka pendek, pemulihan menyeluruh diperkirakan baru akan tercapai setelah beberapa tahun ke depan jika kelak situasi keamanan stabil kembali.