HAJIUMRAHNEWS.COM - Maskapai Penerbangan baru milik Kerajaan Arab Saudi, Riyadh Air telah memesan pesawat berjenis Boeing 737 Max sebanyak 100 unit. Pembelian pesawat berjenis ini karena Maskapai Riyadh Air disebut akan menyediakan layanan penerbangan untuk jarak dekat.
Dilansir dari gulfnews (13/11), seorang sumber internal yang tidak bisa disebutkan namanya dari maskapai tersebut mengatakan bahwa Riyadh Air, yang diluncurkan oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi, sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemesanan pasti sebanyak 50 jet bersama dengan sejumlah opsi serupa pada event Dubai Air Show yang dimulai Senin (13/11) hari ini.
Diskusi akhir mengenai pembelian sedang berlangsung, dan jumlahnya mungkin sedikit berubah, kata sumber tersebut.
Riyadh Air ingin membangun jaringannya dibisnis penerbangan dan menantang maskapai kenamaan di kawasan sebagai bagian dari inisiatif Putra Mahkota Mohammed Bin Salman untuk mengurangi ketergantungan perekonomian Arab Saudi pada minyak.
Pangeran MBS memiliki ambisi untuk mengubah Riyadh menjadi pusat bisnis yang kuat dan bersaing dengan maskapai penerbangan Teluk yang lebih besar dalam lalu lintas transfer global.
Kesepakatan itu, jika diumumkan, akan menandai kemenangan lain bagi Boeing, setelah pabrikan Amerika itu menyetujui pembelian sebanyak 72.787 pesawat berbadan lebar dengan Riyadh pada bulan Maret lalu. Riyadh Air kembali memilih Boeing dalam pembelian pesawat lorong tunggal karena Airbus SE tidak mampu menyediakan slot pengiriman dalam waktu dekat untuk keluarga A320 pesaingnya, yang sebagian besar telah terjual habis selama sisa dekade ini, kata beberapa sumber.
Perwakilan Boeing dan Riyadh Air menolak mengomentari pembicaraan tersebut. Dubai Air Show dua tahunan dimulai pada hari Senin (13/11/2023), dengan maskapai penerbangan termasuk juara lokal Emirates diperkirakan akan mengumumkan pesanan pesawat dalam jumlah besar.
Kepala Eksekutif Riyadh Air Tony Douglas mengatakan dalam sebuah wawancara pekan lalu bahwa maskapai penerbangannya sedang mengerjakan pembelian pesawat lorong tunggal dalam jumlah besar yang bersumber dari satu pabrikan, tanpa mengungkapkan model mana yang dipilih maskapai tersebut.
Untuk diketahui Riyadh Air, melakukan debut internasionalnya di Paris Air Show. Maskapai ini akan terbang ke lebih dari 100 tujuan dan mengangkut 100 juta pengunjung pada 2030.
Target penerbangan dengan 100 tujuan memanfaatkan lokasi Kerajaan Saudi yang berada di antara Asia, Afrika, dan Eropa. Riyadh dianggap berpotensi menjadi pintu gerbang dunia dan tujuan global untuk transportasi, perdagangan, hingga pariwisata.
Kehadiran Riyadh Air diharapkan juga menambah pendapatan Arab Saudi non-minyak hingga US$20 miliar untuk pertumbuhan PDB. Keberadaan maskapai anyar nasional Saudi ini juga menciptakan lebih dari 200 ribu lapangan pekerjaan baru.
Kepemilikan Riyadh Air sepenuhnya dari dana kekayaan kedaulatan Saudi Dana Investasi Publik (PIF). Aset yang dimiliki PIF sebesar lebih dari US$600 miliar, yang merupakan pendukung utama Kerajaan Saudi untuk mendiversifikasi ekonomi beralih dari ketergantungan pendapatan negara terhadap minyak.