Hajiumrahnews.com, Jakarta – Dunia tengah menghadapi ancaman serius di sektor ketenagakerjaan. Lonjakan pengangguran melanda sejumlah negara besar, mencerminkan rapuhnya pemulihan ekonomi global di tengah inflasi, perlambatan ekonomi, dan ketidakpastian politik.
Fenomena ini paling berat menimpa generasi muda, yang semakin sulit mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini bukan hanya melemahkan daya beli masyarakat, tetapi juga menimbulkan potensi gejolak sosial dan politik.
Di Inggris, tingkat pengangguran nasional kuartal II-2025 mencapai 4,7%, tertinggi sejak masa pandemi 2021. Tekanan paling berat dialami kelompok usia 16-24 tahun dengan pengangguran melonjak ke 14,1% atau 634 ribu orang.
Data Office for National Statistics (ONS) mencatat iklan lowongan untuk lulusan baru, magang, dan entry level turun 4,5% pada Juli 2025, membuat porsi pekerjaan pemula hanya 20% dari total lowongan — terendah sejak 2020.
China juga menghadapi masalah serupa. Biro Statistik Nasional China (NBS) melaporkan tingkat pengangguran perkotaan Juli 2025 naik ke 5,2%. Kelompok usia 15-24 tahun mengalami krisis lebih dalam, dengan sebagian terpaksa bekerja tanpa gaji demi terlihat produktif.
Menurut data World Bank, pengangguran pemuda di China telah mencapai 15,23% pada 2024, jauh di atas rata-rata nasional, dan kini menjadi salah satu tantangan struktural terbesar ekonomi Tiongkok.
Prancis melaporkan tingkat pengangguran 7,5% pada kuartal II-2025. Data Institut Statistik Prancis (INSEE) menunjukkan jumlah penganggur naik 52.900 pada Juli, menjadi 3,03 juta orang — level tertinggi dalam empat bulan.
Kenaikan terjadi di semua kategori usia, termasuk kelompok muda di bawah 25 tahun yang bertambah 19.200 menjadi 493.300 orang. Kondisi ini menambah tekanan pada pemerintah minoritas yang tengah menghadapi voting kepercayaan September mendatang.
Pasar kerja Amerika Serikat masih relatif kuat dengan pengangguran 4,2% pada Juli 2025. Namun, pertumbuhan pekerjaan melambat dengan hanya 73 ribu lapangan kerja baru, jauh di bawah ekspektasi 150 ribu.
Sektor teknologi dan manufaktur paling terdampak, sementara jumlah penganggur jangka panjang naik menjadi 1,8 juta orang.
Berbeda dengan tren global, Indonesia menunjukkan perbaikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun ke 4,76%, dari 4,82% tahun sebelumnya. Jumlah penganggur berkurang menjadi 7,28 juta orang.
Namun, tantangan masih berat di kalangan pemuda. Tingkat pengangguran usia 15-24 tahun mencapai 16,16%, setara dengan 3,6 juta orang. Kelompok ini menyumbang hampir setengah dari total pengangguran nasional, didominasi lulusan SMA (60,93%).
Meski demikian, penurunan TPT nasional menjadi sinyal positif bahwa pasar tenaga kerja Indonesia bergerak ke arah pemulihan, meski masih menghadapi tantangan struktural di kalangan muda.
**Data dan analisis mengenai tren pengangguran global ini diolah dari laporan CNBC Indonesia Research, yang mencatat dinamika pasar tenaga kerja di sejumlah negara besar serta Indonesia pada 2025.