
Hajiumrahnews.com —Komunitas Muslim di Tiongkok dinilai memiliki peran strategis sebagai kekuatan baru dalam diplomasi dunia Islam. Penilaian tersebut disampaikan Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Prof KH Said Aqil Siroj, dalam kunjungan ke sejumlah komunitas Muslim di Tiongkok, termasuk Xinjiang, pada 3–7 November 2025.
Dalam kunjungan itu, rombongan LPOI menyaksikan langsung kehidupan umat Islam yang, menurut Kiai Said, berlangsung dalam suasana damai, harmonis, dan dijamin oleh konstitusi negara.
“Muslim Tiongkok memiliki potensi besar menjadi connecting bridge bagi peradaban dunia Islam. Mereka bisa memperkuat jejaring budaya, ekonomi, dan spiritual global,” ujar Kiai Said dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/11/2025).
Ia menilai Tiongkok telah berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pusat peradaban modern dunia. Sistem sosial, budaya, pemerintahan, hingga teknologi negara tersebut dinilainya berdiri kokoh di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
“Tiongkok telah menjadi trend setter dalam banyak hal. Daya tahan dan daya saing mereka sebagai negara sosialis modern benar-benar teruji,” ujarnya.
Menurut Kiai Said, meskipun bukan negara agama, Tiongkok tetap memberi ruang bagi semua agama untuk tumbuh, termasuk Islam. Ia menyebut pemerintah Tiongkok tidak hanya menjamin kebebasan beribadah, tetapi juga merawat berbagai situs bersejarah Islam seperti masjid kuno dan makam tokoh Muslim.
“Kami melihat pemerintah Tiongkok menunjukkan perhatian besar terhadap pelestarian warisan Islam. Ini bukti penghormatan terhadap sejarah dan kontribusi umat Muslim di Tiongkok,” tuturnya.
Terkait narasi negatif yang sering muncul di dunia Barat mengenai kondisi Muslim Uighur, Kiai Said menyatakan bahwa temuan lapangan menunjukkan fakta yang berbeda. Ia menegaskan masyarakat Uighur hidup dalam suasana aman, bahagia, dan menikmati fasilitas kehidupan yang memadai.
Lebih jauh, Kiai Said menilai komunitas Muslim Tiongkok dapat menjadi bagian penting dari soft diplomacy dunia Islam. Dengan ekosistem halal dan tradisi keislaman yang terus berkembang, umat Islam di Tiongkok berpotensi menjadi penghubung yang menjembatani peradaban Timur dan Barat.
“Kehadiran Muslim Tiongkok dapat menjadi ujung tombak diplomasi budaya dan ekonomi umat Islam dunia. Ini peluang strategis yang harus dimanfaatkan,” ujar ulama kelahiran Cirebon tersebut.
Kunjungan LPOI ini diharapkan membuka ruang kerja sama baru antara masyarakat Muslim Indonesia dan Tiongkok dalam bidang sosial, budaya, dan ekonomi, sekaligus memperkuat diplomasi Islam yang lebih inklusif dan global.