
Hajiumrahnews.com — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, menyampaikan pesan tegas dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI di Jakarta, Kamis (20/11). Ia menegaskan bahwa kemandirian bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga merupakan amanah moral yang mesti diemban para ulama, intelektual, dan cendekiawan, terutama di bidang ekonomi dan politik.
Menurut Anwar, cita-cita kemandirian bangsa belum sepenuhnya terwujud sehingga ulama tidak boleh membatasi peran hanya pada ruang mimbar. “Ulama perlu mengambil peran agar negara dan bangsa ini benar-benar menjadi negara mandiri. Karena, memang kita rasakan dan kita lihat, itu semuanya belum menjadi kenyataan,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Anwar menyoroti urgensi penguatan ekonomi umat. Ia menegaskan bahwa berbagai kewajiban ibadah dalam Islam mensyaratkan kemampuan finansial sehingga pembahasan mengenai kesejahteraan tidak dapat dilepaskan dari fondasi ekonomi.
“Omong kosong kita bicara soal kesejahteraan umat tanpa ada sinergitas yang utuh antara kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri kita, terutama kekuatan-kekuatan yang berada dalam bisnis dan ekonomi,” tegasnya. Pesan tersebut menjadi peringatan bagi peserta Munas XI yang mengusung tema “Meneguhkan Peran Ulama Untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat”.
Untuk menguatkan argumentasinya, Anwar menyinggung teladan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Ia menekankan bahwa Rasulullah tidak hanya tampil sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga figur pebisnis yang mandiri dan berintegritas.
“Hidup sejahtera dan kuat secara ekonomi merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Itu maknanya adalah umat Islam harus kuat di bidang ekonomi, dan baru setelah itu kita akan bersama-sama sejahtera,” tuturnya.
Menutup pesannya, Anwar mengajak seluruh elemen bangsa memperkuat kolaborasi antarsektor agar pembangunan ekonomi umat dapat berlangsung secara berkelanjutan. Menurutnya, ulama, akademisi, dan pelaku usaha mesti berbagi peran demi mempercepat kemandirian nasional.
“Kemandirian bangsa ini tidak serta-merta menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga harus kita tanamkan dalam jiwa kita semuanya bahwa ulama, para intelektual, para cendekiawan juga harus merasa memiliki tanggung jawab,” pungkasnya.
Sinergi lintas sektor ini diharapkan menjadi fondasi bagi terwujudnya Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur, sebuah negeri yang makmur sekaligus mendapat limpahan ampunan Tuhan.