Dorong Indonesia Emas 2045, Kemenag Siapkan Rp2 Miliar untuk Riset Unggulan Perguruan Tinggi Keagamaan

Hajiumrahnews.com — Kementerian Agama (Kemenag) dalam tiga tahun terakhir menggulirkan Ministry of Religious Affairs The Awakened Indonesia Research Funds Program (MoRA The Air Funds), sebuah program pendanaan riset strategis yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Kementerian Agama (LPDP–Kemenag).
Program ini menjadi langkah konkret Kemenag dalam memperkuat ekosistem riset di lingkungan perguruan tinggi keagamaan menuju Indonesia Emas 2045.

MoRA The Air Funds berfokus pada empat bidang utama:

  1. Sosial Humaniora

  2. Ekonomi dan Lingkungan

  3. Kebijakan Agama dan Keagamaan

  4. Sains dan Teknologi

Untuk tiga bidang pertama, nilai pendanaan maksimal mencapai Rp500 juta, sementara bidang Sains dan Teknologi dapat memperoleh dana hingga Rp2 miliar per proposal.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., menegaskan bahwa program ini sangat strategis untuk menyiapkan SDM unggul yang mampu bersaing di era bonus demografi.

“Riset menjadi arus utama untuk menjamin tumbuhnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Menurut Sahiron, visi Indonesia 2045 mencakup lima sasaran utama:

  1. Pendapatan per kapita setara negara maju.

  2. Kemiskinan menuju nol persen.

  3. Ketimpangan sosial berkurang.

  4. SDM unggul dan berdaya saing global.

  5. Penurunan emisi menuju Net Zero Emissions.

Namun, data menunjukkan rasio penduduk bergelar Magister dan Doktor di Indonesia baru 0,49% dari populasi produktif, jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand (2,43%).
Karena itu, MoRA The Air Funds diharapkan menjadi pendorong peningkatan kualitas riset di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) dan Ma’had Aly.

Secara teknis, MoRA The Air Funds ditangani oleh Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis).
Puspenma bertanggung jawab atas pembiayaan pendidikan strategis dan berada langsung di bawah Menteri Agama.

Program ini memiliki tiga tujuan utama:

  1. Meningkatkan kualitas riset dan daya saing bangsa.

  2. Mendorong publikasi ilmiah internasional, paten, dan hasil riset aplikatif.

  3. Memperkuat kapasitas riset di lingkungan PTK dan Ma’had Aly.

“Program ini adalah terobosan penting untuk menyelesaikan problem kemasyarakatan, keagamaan, dan kebangsaan berbasis riset,” tambah Sahiron.

 Prioritas dan Tema Riset 2025–2029

Kepala Puspenma Kemenag, Ruchman Basori, menjelaskan bahwa terdapat empat tema prioritas riset:

  • Sains dan Teknologi – mencakup hilirisasi riset, kesehatan, pertanian, maritim, big data, dan bioteknologi.

  • Sosial Humaniora – mencakup pendidikan transformatif, demokrasi, media digital, gender, dan harmoni sosial.

  • Ekonomi dan Lingkungan – termasuk ekonomi syariah, green economy, UMKM perempuan, serta mitigasi bencana.

  • Kebijakan Layanan Pendidikan dan Keagamaan – mencakup reformasi madrasah, KUA, pendidikan karakter, dan moderasi beragama.

Isu riset periode 2025–2029 diarahkan untuk mendukung sasaran RPJMN 2025–2029, seperti penurunan kemiskinan, peningkatan SDM, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Pendaftaran dilakukan secara paperless melalui platform eRISPRO–LPDP.
Tahapan pelaksanaan mencakup submit proposal, desk evaluation, penetapan, hingga pelaporan.
Periode pendaftaran dibuka sejak 13 Oktober 2025 dan penerimaan proposal berlangsung 23 Oktober–7 November 2025.

Setiap riset dapat berlangsung 1–3 tahun (multi-years) dan wajib bersifat kolaboratif dengan melibatkan PTK, perguruan tinggi umum, lembaga riset, serta dunia industri (multi-helix model) untuk menjamin keberlanjutan hasil.

“Pendanaan antara Rp500 juta hingga Rp2 miliar menunjukkan keseriusan Kemenag dalam mendukung riset strategis nasional,” jelas Ruchman.

Program MoRA The Air Funds sejalan dengan visi Gaido 2045, yakni menjadikan Indonesia sebagai sentral ekonomi syariah dunia.
Melalui gerakan Gaido Connected yang menargetkan lahirnya satu juta pengusaha ekonomi syariah, Gaido Group berencana menjalin kerja sama riset dan inovasi dengan Kementerian Agama.

Kolaborasi ini diharapkan mampu mengintegrasikan hasil riset akademik dengan ekosistem ekonomi syariah, memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

“Inilah langkah nyata untuk menjembatani ilmu pengetahuan, ekonomi, dan kebermanfaatan umat,” ujar Hasan Gaido, founder Gaido Group kepada Hajiumrahnews.com dikesempatan berbeda.