
Hajiumrahnews — Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hassan, atau yang akrab disapa Babe Haikal, mengungkapkan baru sekitar 3 juta pelaku usaha kuliner di Indonesia yang telah memiliki sertifikat halal. Jumlah itu dinilai masih kecil dibandingkan total 66 juta pengusaha yang ada di Tanah Air.
“Dari 66 juta pengusaha di Indonesia, 20 persen itu kuliner. Yang baru mendaftarkan baru sekitar 3 juta. Tapi bukan berarti mereka enggak halal, hanya belum tertib halal. Bayangkan kalau semuanya sudah tertib halal,” ujar Haikal di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (11/11).
Haikal menjelaskan BPJPH kini mampu memproses lebih dari 10 ribu sertifikat halal setiap hari. Langkah itu menjadi bagian dari upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal terbesar di dunia.
Dalam kesempatan itu, Haikal juga berbagi pengalaman berkunjung ke Rusia. Ia mengisahkan pertemuannya dengan perusahaan agrikultur Miratorg yang sepenuhnya memproduksi makanan halal. “Saya tanya, ‘How can you separate halal and non-halal?’ Mereka jawab, sejak awal berdiri, tidak pernah memproduksi makanan nonhalal,” katanya.
Menurut Haikal, komitmen seperti itu menjadi kunci keberhasilan bisnis global. “Kalau pakai halal, semua negara terima. Tapi kalau nonhalal, banyak negara yang menolak,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, BPJPH dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mempercepat sertifikasi halal produk industri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kerja sama ini bertujuan memperkuat tata kelola dan meningkatkan daya saing produk halal nasional.
“Kerja sama ini untuk meningkatkan efektivitas pembinaan dan pengawasan, memperkuat tata kelola yang efisien dan akuntabel, serta mengakselerasi peningkatan daya saing produk halal nasional,” ujar Agus.
MoU ini menjadi payung hukum bagi kedua lembaga dalam pembinaan dan pengawasan Jaminan Produk Halal (JPH) di sektor industri, termasuk fasilitasi bagi industri kecil-menengah (IKM), pengembangan kawasan industri halal, serta penguatan SDM dan infrastruktur pendukung.
Agus juga menyampaikan bahwa Indonesia kini menjadi negara dengan investasi terbesar di sektor industri halal. “Indonesia menempati peringkat pertama dengan nilai investasi sebesar US$1,6 miliar pada periode 2023–2024,” ucapnya.
Total nilai investasi dari lima negara dengan sektor halal terbesar—Indonesia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Maroko, dan Malaysia—mencapai US$5,8 miliar. Kolaborasi yang semakin erat antara BPJPH dan Kemenperin diharapkan mempercepat sertifikasi halal di sektor industri dan meningkatkan kontribusi ekonomi nasional.