HAJIUMRAHNEWS.COM - Pakar hubungan internasional dari Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Putrawandi Karjaya, mengungkapkan bahwa konflik Israel-Palestina akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu aspek yang akan terpengaruh adalah lonjakan utang luar negeri.
"Indonesia pasti akan terdampak secara tidak langsung karena situasi ekonomi politik global semakin kacau, yang berimbas pada tingginya tingkat inflasi dan penguatan dolar AS," kata Lalu Putrawandi Karjaya di Mataram, Senin (16/10/2023).
"Secara otomatis, utang Indonesia yang sebelumnya denominasinya dalam dolar AS dengan nilai yang lebih rendah, akan mengalami peningkatan karena adanya inflasi," tambahnya.
Analisis ini bukan tanpa dasar, mengingat akan ada negara-negara lain yang terlibat dalam konflik ini, termasuk Iran. Keterlibatan Iran di dalam konflik ini akan memiliki dampak langsung terhadap harga minyak global yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa 60 persen dari pasokan minyak global berasal dari Timur Tengah.
"Dengan keterlibatan Iran, rencananya selat-selat yang menjadi jalur utama bagi transportasi minyak ke Eropa akan ditutup. Hal ini tentu akan meningkatkan biaya dan tingkat kesulitan untuk mendapatkan pasokan minyak melalui jalur lain," jelasnya.
Kenaikan harga minyak, menurutnya, akan berdampak pada inflasi yang kemudian mempengaruhi kenaikan suku bunga dan stabilitas keuangan global. Akibatnya, sentimen pasar tidak hanya terfokus pada industri minyak, namun juga terhadap investasi dalam emas dan dolar Amerika.
Dampak ini sangat signifikan bagi negara-negara yang menggunakan dolar AS sebagai mata uang acuan dalam berutang di luar negeri. Lalu menunjukkan bahwa utang akan meningkat, inflasi akan melanda termasuk di Indonesia yang menggunakan dolar AS untuk berutang di Bank Dunia dan IMF. Dia memberikan contoh bahwa dalam beberapa pekan terakhir, harga emas naik sekitar 1,6 persen sementara dolar AS menguat hingga mencapai Rp 16 ribu.