Konsulat RI di Jeddah Akan Dibangun dengan Sentuhan Budaya Nusantara

Hajiumrahnews.com — Gedung Konsulat Republik Indonesia (RI) yang akan segera dibangun di Jeddah, Arab Saudi, dirancang tidak sekadar sebagai fasilitas diplomatik, tetapi juga sebagai representasi identitas budaya Indonesia di kancah global. Bangunan ini mengusung pendekatan arsitektur Nusantara kontemporer yang diadaptasi dengan lingkungan pesisir Arab yang kering dan panas.

Arsitek ternama Arab Saudi, Ibrahim Nawaf Joharji dari INJ Architects, ditunjuk sebagai perancang utama. Ia memilih untuk tidak mengadopsi desain Arab konvensional, melainkan menggali esensi arsitektur tradisional Indonesia dan menerjemahkannya ke dalam bahasa desain modern.

“Proyek ini berawal dari pertanyaan filosofis tentang bagaimana DNA arsitektur Indonesia dapat diekspresikan dalam bangunan kontemporer di lingkungan Arab yang kering,” ujar Ibrahim, Kamis (18/12/2025).

Inspirasi Peci dan Identitas Nasional

Salah satu elemen paling menonjol dari desain tersebut adalah siluet bangunan yang terinspirasi dari peci atau kopiah, simbol identitas dan martabat bangsa Indonesia. Namun, bentuknya tidak ditiru secara literal.

“Peci melambangkan martabat, kesinambungan budaya, dan kebanggaan nasional Indonesia,” kata Ibrahim.

Geometri bersih, lengkungan halus, serta komposisi simetris diterjemahkan secara abstrak untuk menciptakan tampilan futuristik yang tetap berakar pada identitas Nusantara.

Adaptasi Arsitektur terhadap Iklim Gurun

Perbedaan iklim menjadi tantangan utama dalam perancangan. Arsitektur tradisional Indonesia yang umumnya merespons curah hujan tinggi dengan atap curam harus ditransformasikan agar sesuai dengan iklim panas dan kering Jeddah.

“Logika arsitektur berbasis hujan perlu diterjemahkan ulang ke konteks gurun,” ujar Ibrahim.

Sebagai solusi, desain memanfaatkan ritme vertikal, permainan bayangan, serta fasad yang responsif terhadap cahaya matahari untuk menggantikan fungsi perlindungan atap miring.

Motif Batik dan Geometri Islam

Keunikan lain tampak pada pola fasad bangunan. Ibrahim mengembangkan model matematis yang menggabungkan motif batik Indonesia dengan prinsip dasar ornamen geometri Islam.

“Dari kejauhan, fasad terlihat seperti kulit geometris modern. Dari dekat, nuansanya menyerupai tekstil batik. Di bawah cahaya matahari, bayangannya mengingatkan pada kerajinan tradisional Indonesia,” tuturnya.

Bagian dari Transformasi Jeddah

Gedung Konsulat RI akan dibangun di salah satu kawasan diplomatik yang tengah berkembang pesat di Jeddah. Desainnya disesuaikan dengan koridor urban kota, bukan berdiri terpisah dari lanskap sekitarnya.

Pembangunan ini sejalan dengan transformasi besar Jeddah, termasuk proyek Jeddah Central yang didukung Public Investment Fund (PIF) Saudi dan berada di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Proyek tersebut bertujuan menjadikan Jeddah sebagai destinasi tepi laut kelas dunia yang terinspirasi dari warisan Al Balad.

Lebih dari Sekadar Bangunan Diplomatik

Ibrahim menegaskan bahwa konsulat ini dirancang sebagai narasi budaya, bukan sekadar eksperimen estetika.

“Ini adalah gestur arsitektur yang menjembatani warisan Indonesia dengan identitas global kontemporer,” ujarnya.

Dengan pendekatan tersebut, Gedung Konsulat RI di Jeddah diharapkan menjadi simbol dialog budaya Indonesia–Arab Saudi, sekaligus representasi diplomasi Indonesia yang berakar kuat pada identitas nasional.