Hajiumrahnews.com, Jakarta — Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji, Mochamad Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan, menyatakan optimisme bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026 akan lebih baik dibanding 2025. Hal itu karena persiapan kali ini dilakukan lebih awal dengan koordinasi bersama pemerintah Arab Saudi.
“Kami dan pemerintahan Saudi juga sudah menyadari, persiapan lebih dini itu akan lebih memungkinkan untuk kesempurnaan pelaksanaannya. Karena itu, kemarin kita sudah mulai membayar masyair, tenda dan paket Arafah, Mina,” ujar Gus Irfan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/8).
Menurutnya, dengan waktu persiapan yang lebih panjang, peluang untuk menghadirkan layanan yang lebih baik sangat terbuka. Kondisi ini berbeda dengan haji 2025 yang dinilainya terkesan mepet.
Gus Irfan juga menyoroti aspek kesehatan jemaah lansia sebagai prioritas dalam penyelenggaraan haji 2026. Ia menegaskan akan menerapkan standar istitha'ah kesehatan secara lebih ketat, sejalan dengan amanat undang-undang baru.
“Kami kemarin itu sudah mengundang tim pusat kesehatan haji, dan Alhamdulillah di undang-undang yang baru ini, sepertinya akan digabungkan dengan kita. Kita ingin SOP kesehatan kita benar-benar kita terapkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, penerapan standar ini bukan berarti membatasi lansia untuk berangkat haji, melainkan memastikan faktor kesehatan menjadi syarat utama.
“Bukan masalah lansianya, tapi masalah kesehatannya. Lansia pun kalau kesehatannya bagus, pasti kita berangkatkan. Umur 40 kalau tidak sehat pun tidak akan kita berangkatkan. Itu yang penting faktor kesehatannya, bukan usianya,” tegasnya.
Dengan langkah persiapan dini dan penerapan standar kesehatan lebih ketat, Gus Irfan berharap haji 2026 dapat berjalan lebih baik, aman, dan nyaman bagi seluruh jemaah Indonesia.