CEO Danantara Tiba di Mekkah, Siapkan Lahan untuk Proyek Kampung Haji Indonesia

Hajiumrahnews.com, Mekkah — CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, tiba di Arab Saudi pada Senin (11/08/2025) untuk memuluskan rencana pembangunan Kampung Haji dan Umrah Indonesia di Mekkah. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari mandat langsung Presiden RI untuk menyediakan akomodasi layak dan strategis bagi jemaah haji Indonesia.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Rosan menyampaikan tujuan keberangkatannya:

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya baru sampai di bandara dalam rangka perjalanan ke Jeddah dan insya Allah ke Mekkah untuk tugas mulia dari Bapak Presiden mewujudkan harapan seluruh masyarakat Indonesia melihat Kampung Haji di Mekkah.”

Proyek Kampung Haji ini diharapkan menjadi solusi akomodasi permanen yang lebih dekat ke Masjidil Haram, sekaligus mengatasi keluhan jamaah terkait pemondokan yang jauh dan fasilitas yang terbatas. Rosan menegaskan bahwa kenyamanan dan kemudahan akses ibadah menjadi prioritas utama desain proyek ini.

Rosan mengungkapkan bahwa pembangunan ini dimungkinkan setelah Pemerintah Arab Saudi merevisi aturan kepemilikan tanah oleh pihak asing di Mekkah. Perubahan ini memberikan hak kepemilikan penuh (freehold) bagi investor luar negeri—sebuah kebijakan yang berlaku untuk pertama kalinya.

“Undang-undang dari Arab Saudi ini diubah untuk kepemilikan, boleh dimiliki oleh pihak asing di Mekkah. Jadi ini tanahnya freehold, hak milik. Untuk pertama kali, ini diubah,” jelas Rosan.

Saat ini, delapan plot tanah telah ditawarkan kepada Indonesia, dengan jarak antara 1 hingga 2 kilometer dari Masjidil Haram dan luas bervariasi mulai dari 25 hektare hingga 80 hektare. Proses pembebasan lahan akan dilakukan langsung oleh Pemerintah Arab Saudi, sementara desain infrastruktur diminta rampung pada Oktober 2025.

“Kita juga diminta untuk mengajukan pengajuan dari segi infrastrukturnya, desainnya yang harus kita lakukan di dalam bulan Oktober ini,” tambahnya.

Pemerintah berharap Kampung Haji dapat menjadi pusat layanan terpadu yang tidak hanya menyediakan pemondokan, tetapi juga fasilitas pendukung seperti klinik kesehatan, pusat kuliner halal, area ibadah tambahan, dan transportasi internal untuk mempermudah mobilitas jemaah.

Rosan menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar investasi fisik, melainkan bentuk komitmen negara untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu Allah.

“Ini adalah cita-cita mulia yang harus kita wujudkan bersama,” pungkasnya.