Hajiumrahnews.com — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendesak Iran agar segera melakukan perjanjian damai menyusul meningkatnya eskalasi konflik setelah Israel melancarkan serangan udara mematikan yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk Natanz.
“Sudah banyak kematian dan kehancuran terjadi, tetapi masih ada waktu untuk mengakhiri pembantaian ini, sebelum serangan berikutnya yang sudah direncanakan—dan akan jauh lebih brutal—terjadi,” tulis Trump dalam pernyataannya di platform Truth Social, Jumat (14/6/2025) waktu setempat.
“Iran harus membuat kesepakatan, sebelum tidak ada yang tersisa… LAKUKANLAH, SEBELUM TERLAMBAT,” tegasnya.
Pernyataan ini datang setelah laporan media mengungkap bahwa Israel telah menyerang lebih dari 100 target di Iran, termasuk situs nuklir Natanz. Media Iran juga menyebut bahwa dua tokoh militer penting Iran—Panglima Garda Revolusi, Hossein Salami, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Mohammad Bagheri—menjadi korban dalam serangan tersebut.
Trump mengaku kepada Fox News bahwa dirinya sudah mengetahui rencana serangan Israel sebelum dilakukan. “Iran tidak boleh memiliki bom nuklir dan kami berharap bisa kembali ke meja perundingan,” katanya. Ia juga menekankan bahwa Amerika Serikat siap membela diri dan sekutunya, termasuk Israel, jika terjadi aksi balasan dari Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan tersebut. “Prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan,” ujarnya.
Pihak Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump dijadwalkan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada Jumat pagi waktu Washington untuk membahas situasi terkini di Timur Tengah.