Ma’ruf Amin Samakan Pernyataan Prabowo dengan Keteladanan Abu Bakar ash‑Shiddiq

Hajiumrahnews.com – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memberi apresiasi atas pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang terbuka menerima kritik dengan tegas mengatakan "asal tidak nyinyir". Menurut Ma’ruf, sikap itu mencerminkan kerendahan hati yang pernah ditunjukkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar ash‑Shiddiq.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ma’ruf Amin pada acara Tasyakuran Milad ke‑50 Majelis Ulama Indonesia yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Sabtu malam, (26/07) . “Apa yang disampaikan Pak Prabowo mirip dengan ucapan Abu Bakar ash‑Shiddiq,” ujarnya, mengutip dialog sang sahabat yang menekankan pentingnya kritik dan pembenaran.

Ma’ruf Amin menirukan kalimat Abu Bakar: “Walaupun saya bukan yang terbaik di antara kalian, kalau saya benar, bantu saya. Kalau saya keliru, luruskan saya.” Menurutnya, pendekatan semacam ini menjadi cerminan kepemimpinan yang dewasa dan rekonsiliatif—layak diteladani dalam demokrasi.

Dalam dialog itu, Ma’ruf juga mengapresiasi bahwa Prabowo menyatakan bahwa kritik bukanlah sesuatu yang ditolak, namun sindiran yang membangun perlu dibedakan dengan "nyinyiran" yang destruktif. “Alhamdulillah, Bapak Presiden mengatakan, ‘saya siap dikritik, asal jangan nyinyir’,” tuturnya.

Pujian ini mendapat respons hangat dari para ulama dan warga MUI yang hadir. Banyak yang menilai bahwa kepemimpinan nasional kerap membutuhkan figur yang tidak hanya kuat, tetapi juga rendah hati dan terbuka terhadap masukan.

Pengakuan dari Wapres Ma’ruf ini menggambarkan imani bahwa kepemimpinan yang baik tidak ditopang oleh ego, namun oleh kesediaan mendengar suara rakyat dan belajar dari masukan. Sikap terbuka terhadap kritik merupakan ciri utama kepemimpinan modern yang mampu menjaga keseimbangan antara teguh dan lembut.