Kisah Santi: Anak Penjual Perlengkapan Jenazah yang Wujudkan Mimpi Naik Haji Bersama Ibunda

Hajiumrahnews.com – Kisah penuh haru dan inspirasi datang dari Santi, seorang perempuan muda asal Bandung, Jawa Barat. Tahun ini, ia menunaikan ibadah haji menggantikan ayahandanya yang telah wafat. Bersama ibunda tercinta, Santi menjadi salah satu jamaah haji asal Indonesia yang tergabung dalam Kloter JKS 31.

Ayah Santi sebelumnya telah mendaftar haji bersama sang istri. Namun takdir berkata lain. Beliau berpulang sebelum sempat memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci. Setelah kepergian ayahnya, sang ibu tetap bertekad untuk berangkat menunaikan rukun Islam kelima.

Ibunya berharap bisa ditemani oleh anak sulungnya. Namun sang kakak menolak, dan tanggung jawab itu pun jatuh kepada Santi. Awalnya, Santi merasa berat. Selain merasa belum siap secara mental dan spiritual, ia juga khawatir akan membebani ibunya yang telah bersusah payah menabung demi haji.

“Saya sempat menolak. Tapi ketika mama bilang beliau ingin saya yang menemani, saya merasa ini amanah. Saya tidak mau membuatnya berangkat sendiri,” kata Santi lirih saat ditemui di bandara.

Kondisi kesehatan ibunda Santi sempat menjadi kekhawatiran tersendiri. Beberapa waktu sebelum keberangkatan, sang ibu mengalami kecelakaan yang membuatnya hampir batal berangkat. Namun dengan semangat dan ikhtiar yang luar biasa, beliau pulih dan dinyatakan layak untuk berangkat.

“Waktu itu mama sempat jatuh dan mengalami luka. Tapi beliau terus bilang, ‘Saya ingin berangkat haji walau bagaimanapun.’ Itu membuat saya ikut kuat,” cerita Santi dengan mata berkaca-kaca.

Keduanya tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, pada 25 Mei 2025, dan langsung diarahkan menuju Makkah. Di tengah keramaian dan kepadatan jamaah, Santi sempat cemas karena tidak melihat ibunya keluar dari pemeriksaan imigrasi.

“Saya sudah naik bus, tapi belum lihat mama. Saya minta izin ke petugas untuk menunggu dan mereka sangat baik, mengizinkan saya turun. Tak lama kemudian, mama keluar. Rasanya sangat lega,” kenangnya.

Perjalanan spiritual ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Santi. Selain karena bisa menemani ibunya menunaikan haji, ia juga merasakan kehangatan dan bantuan luar biasa dari para petugas haji di semua titik pelayanan.

“Dari asrama, bandara, sampai ke Tanah Suci, semua petugas membantu kami dengan sangat baik. Saya sangat bersyukur,” ujarnya.

Santi dan sang ibunda kini tengah menjalankan rangkaian ibadah haji dengan khidmat, membawa doa dan harapan agar pulang sebagai haji yang mabrur. Kisah mereka adalah bukti bahwa cinta, bakti, dan niat baik tak akan pernah sia-sia di hadapan Allah SWT.