Hajiumrahnews.com – Arafah, 9 Dzulhijjah 1446 H. Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, M.Pd., mendapat kehormatan menjadi khatib dalam pelaksanaan wukuf di Arafah, Sabtu (7/6/2025). Dalam khutbah yang menyentuh jiwa, Prof. Wawan menyerukan pentingnya menundukkan hati, merenungi esensi kehidupan, serta menapaki ibadah haji dengan semangat kesederhanaan yang tulus.
Dari atas mimbar Arafah, Prof. Wawan mengajak seluruh jemaah untuk memaknai wukuf bukan hanya sebagai peristiwa berkumpul secara fisik, melainkan sebagai panggilan ruhani yang menyentuh kesadaran terdalam tentang hakikat keberadaan manusia. Ia menyampaikan bahwa Arafah adalah tempat berkumpulnya umat manusia tanpa sekat status, pangkat, atau jabatan.
“Di Arafah, manusia berkumpul dalam ketundukan yang sama. Langit menjadi saksi linangan air mata dan doa yang mengangkasa,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa keseragaman pakaian ihram adalah simbol kerendahan hati, melepas keangkuhan, dan mengingatkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Tuhan hanya dengan amal.
Prof. Wawan juga menyinggung makna malam di Muzdalifah sebagai ruang muhasabah yang dalam, bukan sekadar tempat bermalam. Sementara di Mina, ritual lempar jumrah menjadi momentum membuang sifat-sifat buruk dalam diri manusia.
“Setiap lontaran batu adalah serangan terhadap penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, pelit, dan dendam. Ini adalah latihan spiritual menundukkan nafsu dan memperkuat tekad menuju perbaikan diri,” tuturnya.
Khutbah ditutup dengan pesan yang menggugah tentang perjalanan manusia menuju hari perhitungan. “Hari ini kita wukuf di Arafah, kelak kita akan wukuf di Mahsyar. Tak ada harta, tak ada status, hanya amal yang akan menyelamatkan. Maka bersihkanlah hati, luruskanlah niat,” ungkap Prof. Wawan penuh haru.
Suasana menjadi khidmat saat doa dilantunkan. Banyak jemaah yang menangis tersedu, menyadari bahwa seluruh rangkaian haji adalah gambaran dari perjalanan kembali kepada Allah SWT, dari kehidupan dunia menuju akhirat.
Khutbah Prof. Wawan tidak hanya memberi pemahaman mendalam, tapi juga mempertegas nilai spiritual ibadah haji sebagai proses perubahan diri. Refleksi ini menjadi pelengkap sempurna dari puncak haji di Arafah bagi para jemaah haji Indonesia tahun ini.